Tuesday, 13 January 2015

Menimbang Perlu / Tidaknya Menaikkan Harga BBM

supaya lebih fair, saya mencoba merangkum pendapat orang-orang yang pro kenaikan harga BBM dan yang anti terhadap kebijakan itu. semua argumen ini sebenarnya dibangun sejak lama, kapanpun dan siapapun pemerintah yang menaikkan harga BBM, pasti alasan-alasan ini yang jadi argumen "ilmiah"

A. yang PRO subsidi BBM dicabut / dikurangi (harga BBM naik)

1. subsidi BBM tidak tepat sasaran. orang kaya yang banyak menikmati subsidi itu. kebanyakan orang miskin yang harusnya dapat subsidi itu ga punya kendaraan untuk diisiin BBM, jadi mereka ga pernah menikmati subsidi itu.

2. mengalihkan subsidi BBM untuk membangun infrastruktur guna mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

3. subsidi BBM membuat energi alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti biodiesel, biofuel tidak dapat berkembang karena gagal saing di pasar (karena BBM bersubsidi lebih murah daripada biofuel)

4. subsidi BBM membuat masyarakat manja dan tidak produktif

5. harga BBM yang murah didalam negeri membuat banyaknya tindak kriminal penyelundupan BBM bersubsidi ke luar negeri

B. yang anti kenaikan BBM

1. kenaikan BBM menyengsarakan rakyat kecil, membuat mereka menjadi masyarakat yang semakin terpinggirkan

2. karena BBM menguasai hajat hidup orang banyak, sesuai pasal 33 UUD 45 maka seharusnya BBM digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. karena harga BBM berpengaruh langsung pada daya beli masyarakat, maka semestinya negara menjamin harga BBM itu tidak membuat kehidupan masyarakat semakin sulit.

3. kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi

C. Kesimpulan

jadi, orang yang pro kenaikan harga BBM itu lebih banyak menggunakan pertimbangan pragmatis seperti mendorong pertumbuhan produksi barang dan jasa (PDB), sedangkan yang kontra kenaikan harga BBM lebih banyak menggunakan pertimbangan pilosofis, moralis, politis, dan emosional.
sekarang mari kita renungkan:

1. baik yang pro maupun kontra kenaikan harga BBM, mereka sama-sama sepakat bahwa dalam jangka pendek, kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi dan menyusahkan rakyat. jadi sampai disini, orang yang pro kenaikan BBM itu seolah dengan sengaja "mengorbankan masyarakat miskin" demi mewujudkan ambisi untuk mendapatkan nilai PDB yang tinggi.

2. untuk mengantisipasi dampak jangka pendek itu, pemerintah memberikan kompensasi jangka pendek dalam bentuk BLT, KIS, dan sejenisnya. asumsinya, uang itu bisa dipakai masyarakat miskin untuk mengatasi dampak inflasi karena kenaikan harga BBM. faktanya, hasil studi menunjukkan bahwa kebanyakan uang kompensasi itu dipakai untuk keperluan mendesak yang sekali pakai langsung habis, seperti bayar hutang, bayar uang sekolah anak, dll. jadi uang itu tdk bisa membantu masyarakat untuk mengatasi dampak inflasi. akibatnya, mereka harus berhutang lagi utk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal (jadi tambah miskin).

3. pertumbuhan barang dan jasa (PDB) itu sebenarnya menguntungkan siapa sih?? golongan orang kaya atau golongan masyarakat miskin? saya tidak berani menjawab soal ini. banyak ekonom beda pendapat soal ini.

nah,, kalau pendapat saya pribadi.

1. kenaikan harga BBM itu memang tidak bisa dihindari. asalkan subsidi itu dialihkan untuk membangun DAERAH bukan PULAU JAWA. fokuskan pengalihan subsidi itu untuk pemerataan. supaya daerah non jawa segera mengejar ketertinggalannya. supaya daerah non jawa tidak lagi merasa dijajah oleh pulau jawa.

2. seharusnya kenaikan harga BBM itu dilakukan di tahun anggaran 2015. jangan paksa sekarang. karena UU APBNP 2014 masih berjalan dan dalam UU itu asumsi harga minyak dunia yang dipakai kan $105. jadi sepanjang tahun anggaran ini masih aman lah anggaran kita. silahkan rencanakan kenaikan untuk APBN tahun berikutnya. supaya pemerintah tidak terbiasa melanggar UU yang disepakati bersama DPR.

itu dulu lah...
sekian dan terimakasih.

No comments: