Saturday, 26 November 2016

Annis Matta: Jangan Pernah Mempersonalisasi Masalah

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.



Alhamdulillah, beberapa waktu lalu kami smpat silaturrahim ke tempat Ust. Annis Matta utk meminta nasehat dan berdiskusi ttg kondisi kebangsaan kita saat ini. Banyak hal yg kami diskusikan, tp satu saja pesan beliau yg akan sy bagi disini, JANGAN PERNAH MEMPERSONALISASI MASALAH. Begini kira2 intisarinya.

1. Akhir2 ini kita banyak masalah, spt kasus ahok, FH, dll. Kecenderungan orang adalah memandang masalah itu secara personal. Dlm kasus ahok misalnya, banyak yg berfikir bahwa sikap kasar ahok itu hanya mewakili dirinya sendiri. Lalu muncul orang2 yg menjadikan dirinya sbg followers ahok, atau sbg haters ahok. Ini sikap yg SALAH. Karena ahok sebetulnya representasi dari "establishment" kekuasaan dan modal yg mensupport dia dari belakang. Establishment ini sangat kuat shg nyaris tak mungkin dilawan dengan cara2 konvensional spt hukum dan politik, karena backing-nya ini terlampau kuat dan sulit ditembus. Itulah alasan kenapa ahok bisa lolos dr jerat sumber waras dan pembelian lahan milik pemda sendiri yg jelas2 tindakan korupsi. Satu2nya cara utk melawan establishment itu adalah JALANAN. Jadi, jangan berfikir bahwa yg kita lawan ini adalah personal ahok, tp kita melawan organisasi (establishment) yg bahkan lebih kuat dari negara yg ada di belakang ahok.

2. Pun dalam kasus FH, banyak yg kemudian menyerang pribadi FH setelah ia dikeluarkan dr partai, meski banyak juga yg mendukung. Fenomena followers/haters personal tertentu muncul lagi. Karena personalisasi, substansi masalah akhirnya dilupakan. Hidden establishment yg memunculkan masalah terlupakan. (Sorry, ga bisa cerita lebih lanjut soal ini).

3. Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan paradigma. Kemenangan saat ini lebih ditentukan oleh kemampuan mobilisasi, bukan citra. Era politik citra sudah berakhir. Lihat bagaimana persekongkolan media berusaha membangun citra hillary clinton di AS, tp Trump justru menang. Bukan karena Trump punya banyak followers, tp karena rakyat AS merasa Trump bisa mengembalikan kejayaan dan superioritas kulit putih spt dulu, maka dia menang. Pun di Eropa, trendnya saat ini, partai2 konservatif memenangkan pemilu. Kenapa? Karena mereka membawa ide2 proteksionisme ras. Bahkan UK memutuskan utk keluar dr Uni Eropa karena alasan yg sama. Karena itu, jangan terjebak dan jangan khawatir dengan politik citra. Kita fokus pada membangun kapasitas mobilisasi.

4. Di era mobilisasi ini, idiologi itu tidak lagi bermakna kumpulan ide dan norma yg disepakati bersama, tapi idiologi dimaknai sbg kemampuan menciptakan "common interest". Karena itu, politik adalah kemampuan menciptakan situasi, bukan kemampuan menciptakan angka. Dengan demikian, era ini menjadi era pertarungan yang keras. Jauh lebih keras dari pengalaman sejarah kita sebelumnya. Dan di saat2 seperti ini, jangan pernah menjadi abu2. Yang bersikap abu2 akan terlempar dan terhempas dari arena.

Disclaimer: tulisan diatas bukan kutipan langsung dari Taujih ustd Annis Matta, melainkan sudah saya "paraphrase" sedemikian rupa dengan bahasa sy sendiri. Oleh karenanya, apabila ada kesalahan dlm penulisan ini, yg bertanggungjawab adalah saya, bukan ust. Annis. Terimakasih.

#KemampuanMenciptakanSituasi

Ditulis di Facebook: 18 November 2016

AYAH #4

Oleh: Muhammad Nurjihadi


"nak...." kata suara itu dgn nada rendah
"ada hal yg ingin sy sampaikan" lanjutnya.
aku hanya diam, tak bereaksi apapun menunggu kalimat apa yang akan ia ungkap selanjutnya

"LELAKI HEBAT ITU ADALAH DIA YANG BERANI MENGAMBIL TANGGUNGJAWAB SEDINI MUNGKIN" katanya semangat.
aku tetap tak merespon. kalimat itu biasa saja bagiku saat itu. tak bermakna dan tak ada guna menurutku. saking biasanya, aku tdk pernah sekalipun mengingat kalimat itu hingga kini.

dan hari ini, seorang mahasiswi sy dlm sebuah diskusi kecil (tepatnya begosip) dgn tman2nya mengutip kembali kalimat itu.
pikiran sy melayang, merasa bahwa kalimat itu pernah sy dengar sblumnya. dalam tafakkur sy teringat bhwa ternyata kalimat yang baru sy pahami maknanya dgn baik hari ini tsb prnah disampaikan seseorg kpd sy. seseorang yg istimewa: AYAH.
hari ini sy paham satu hal:

"bahwa ternyata saya punya ayah yang begitu hebat, jauh lebih hebat dr yg sy atau org lain kira selama ini ttg dirinya"
beliau sudah mengaplikasikan keyakinannya itu sejak usia belia. keluar dr zona nyaman dan memutuskan utk mengambil tanggungjawab besar di usianya yg begitu kecil. sementara sy, sy bahkan baru bisa memahami maknanya hari ini, stelah sy menyandang status sbg dosen.

Ah andai engkau masih ada ayah, aku akan berlari ke arahmu, lalu meminta maaf karena aku belum bisa sehebat dirimu.

#banyak cara Allah menghidupkan kembali memori kita ttg sesuatu.

Status Facebook: 7 Maret 2014

AYAH #3

Oleh: Muhammad Nurjihadi


Ini adalah hari pertama sy masuk rumah dengan gelar master,
Bergetar kaki ini melangkah melewati gerbang rumah,
Bukan karena berbangga dengn gelar ini, bukan!
Tapi karena rumah ini menyimpan banyak cerita dan romantisme yg mengiringi langkh menuju titik ini,
Satu hal yg tidak snggup sy bayangkan saat kaki melngkah masuk,
Sosok yg paling ingin melihat sy pulang dengan titel ini tidak akan berdiri gagah menyambutku,
Ah,,, Tuhan, andai beliau masih disini, capaian ini akan terasa lebih manis,

Ayah,,,, semua ini untukmu...!!
Benar apa yang sering kau titahkan padaku ayah,
Ini hanya romantisme kehidupan,
Kita hanya perlu bersabar dan ikhtiar dgn kemampuan terbaik, maka Allah lah yg mempermudah semuanya.

Terimakasih ayah, I Love You.... !!!

Status Facebook: 10 September 2013

AYAH #2

Oleh: Muhammad Nurjihadi


Dunia serasa berhenti berputar, beban seberat 1000 ton serasa menindih badan ketika melihat tubuh tegar nan gagah itu terbujur kaku tak berdaya tanggal 23 maret tahun lalu. kejadian itu mengingatkanku akan sosok Khalid bin walid, sahabat Rasulullah, Panglima perang ummat Islam yang tidak sedikitpun tubuhnya tidak dihinggapi luka akibat perang. tapi toh tubuh tegarnya tidak tumbang di medan perang, ia justru menjemput ajalnya diatas kasur. mungkin tidak pantas menyamakan beliau dengan sosok generasi terbaik sekelas Khalid bin Walid. tapi setidaknya, aku melihat ada sebagian semangat Khalid dalam diri beliau. dengan itu aku bisa berharap beliau mendapat tempat layak dalam penantiannya di alam barzakh.

kini setahun sudah, waktu yang cukup lama untuk membiasakan diri tanpa hadirnya beliau di dunia ini. tapi ternyata tidak semudah itu. aku butuh usaha untuk meyakinkan diri bahwa saat ini beliau sudah tidak lagi di dunia. semangat dan harapan yang beliau wariskan, itulah pengganti beliau saat ini. karena itu, aku akan terus merawat semangat dan harapan itu.. karena didalam semangat dan harapan itu aku menemukan beliau bersamaku. Terimakasih ayah untuk warisan yang tak ternilai itu....

Status Facebook: 23 Maret 2012

AYAH #1

Oleh: Muhammad Nurjihadi


ada banyak kisah tentangmu. kisah-kisah heroik penuh romantika

menulis tentangmu adalah salah satu aktifitas terfavoritku.

ketegasan dan wibawa dirimu sungguh mempesonaku

kegigihan dan kesabaranmu adalah inspirasi terbesar dalam hidupku.


kini aku telah sadar,

kau tak mungkin lagi kugapai di dunia ini

kau sudah menjadi kenangan

kenangan terindah yang tak kan pernah terlupakan

belaian penuh cinta di kepala yang disertai bisikan motivasi darimu

itu adalah hal yang paling aku sukai

tetesan air mata haru penuh harap dari pelupuk matamu kala kau membelaiku

itulah yang meluluhkan hatiku, meruntuhkan keangkuhan dan hegemoni syetan

membuat kristal itu terus berproduksi di pelupuk mataku


ayah, ibu.......

aku akan terus melaju, meraih harap yang kau bisikkan dulu.

kalian boleh pergi lebih dulu,

tapi semangat dan kesabaran yang kau contohkan akan selalu menemaniku,

sampai nanti di altar kesuksesan,,,, dunia dan akhirat.

Status Facebook: 18 November 2011

Ahok dan Kebhinekaan Indonesia

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.



Hebat benar bapak Ahok yang terhormat ini. dia sudah menjadi ICON "kecintaan pada tanah air"

jadi, bagi orang-orang kurang waras dan kurang piknik itu, cinta tanah air harus ditunjukkan dengan "cinta pada ahok". kalau ada yang ga suka sikap kasar, arogan, dan sikap KORUP ahok, maka dia tidak cinta tanah air dan tidak suka dengan kebinekaan indonesia serta berkhianat pada Pancasila dan UUD 1945.

jadi mereka mengusulkan, bagi yang tidak suka ahok, minggat sono ke luar negeri. karena anda tidak cinta pada tanah air dan tidak setia pada NKRI.
Heran juga saya, banyak betul yang nganggap saya "Pengkhianat" akhir-akhir ini. Pada kurang piknik semua kayaknya. hehehe

Satatus Facebook:20 November 2016

Kudeta Gagal Turki dan Pemberontakan G30 S PKI di Indonesia

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.



Setelah peristiwa "kudeta gagal" di Turki hari ini, banyak masyarakat Indonesia yg memuji dan mengagumi keteguhan dan keberanian rakyat Turki yang mengagalkan upaya kudeta itu. Tapi saya terganggu ketika ada yg bilang bahwa peristiwa itu ga akan terjadi kalau kudeta dilakukan di Indonesia. Seolah2 mereka ingin bilang bahwa rakyat Indonesia itu pengecut dan ga ada jiwa kepahlawanan seperti yg ditunjukkan rakyat Turki hari ini.

Mereka lupa, bahwa peristiwa "kudeta gagal" juga pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya dalam peristiwa G30 S PKI. Modus dan strateginya sama. Menculik para jendral, menguasai stasiun TV/Radio pemerintah, membentuk pemerintahan sendiri, dll. Dan kita sama2 tau, kudeta PKI itu gagal total oleh perjuangan rakyat dan ABRI. Kita tentu ingat adanya perang saudara saat itu antara masyarakat pro kudeta PKI dan masyarakat anti PKI yang berujung pada tragedi kemanusiaan dengan ratusan ribu bahkan jutaan nyawa melayang hilang. Tidakkah itu adalah bukti kepahlawanan rakyat Indonesia? Tidakkah itu adalah bukti bahwa rakyat kita bukan pengecut?

Ingat juga fenomena gerakan reformasi yang menggulingkan kuasa diktator orba. Tidakkah itu adalah gerakan rakyat yang rela ditembak peluru demi membela hak dan kebebasannya? Lupakah juga kita dengan jutaan nyawa yang melayang dalam perang kemerdekaan? Rakyat kita yang bersenjata bambu runcing berhasil mengalahkan jet-jet tempur dan senjata api belanda dan sekutu. Itu semua sudah lebih dari cukup sebagai bukti bahwa rakyat Indonesia itu pemberani dan tidak mudah diintimidasi.

Jadi tolong jangan rendahkan rakyat sendiri hanya dengan menonton peristiwa "kudeta gagal" Turki hari ini. Boleh saja bangga dan haru dengan kejadian di Turki hari ini. Tapi jangan coba2 menganggap rakyat indonesia lebih rendah nilai keberanian dan kepahlawanannya dari pada rakyat Turki. Saya juga bersyukur dengan gagalnya upaya kudeta Turki hari ini. Bagi saya, Turki adalah benteng terakhir kehormatan dan izzah Islam abad ini.
Kabar baiknya: PKI berhasil dilenyapkan dan dikubur di dasar lautan pasca tragedi 30 S PKI. SANGAT MUNGKIN, idiologi sekulerisme ekstrim ala attaturk di Turki juga akan terkubur dan lenyap pasca kudeta ini. Karena saya meyakini, idiologi itu ada dibalik upaya kudeta ini seperti kudeta2 militer sebelumnya yg terjadi di Turki.

Ditulis di Facebook: 16 Juli 2016

Kudeta Turki dan Cermin Ketidak Beradaban Masyarakat Indonesia

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.



Setidaknya ada dua jenis respon sebagian masyarakat Indonesia tentang Kudeta gagal yg terjadi di Turki yang menurut saya tidak beradab:

1. Orang yg bersorak sorai karena kudeta berhasil digagalkan. Tapi kebahagiaan mereka itu diikuti dengan upaya membangun opini bahwa kalau kudeta itu terjadi di Indonesia saat ini, maka rakyat tidak akan membela pemerintah sperti rakyat Turki membela pemimpinnya. Bahkan ada yg sampai bikin polling yg hasilnya bahwa 92% peserta polling justru akan mendukung kalau militer indonesia mengkudeta rezim hari ini. Jadi orang2 ini mengharapkan terjadi kudeta militer di Indonesia. Tidakkah itu adalah cermin keterbelakangan mental dan ketidakberadaban? 92% netizen yg ikut polling itu adalah bagian dari masyarakat indonesia yg "Tidak Beradab". Lucunya lagi, opini semacam ini disebarkan juga oleh media2 tanpa etika semacam portalpiyungan dan posmetro.

2. Orang2 yg menyayangkan gagalnya kudeta di Turki. Mereka sangat berharap kudeta itu berhasil dan erdogan dilengserkan. Bahkan ada seorang politisi dari partai bernama "partai demokrasi" yang dengan terang2an membuat status menyayangkan kegagalan kudeta. You see? Orang2 yg neneriakkan demokrasi di negeri inipun ternyata tidak beradab. Dan anehnya juga, media2 tak beretika seperti merdeka. com ikut membangun opini ini.

Kalau anda merasa menjadi bagian dari salah satu jenis respon itu, anda termasuk tidak beradab. Kenapa? Karena anda mengizinkan sebuah negara untuk dipimpin dan diatur oleh senjata. Hanya masyarakat tidak beradab yg bersedia diatur oleh tentara bersenjata lengkap.

Lepas dari semua itu, ada satu hal paling penting yg menunjukkan kualitas keadaban dan peradaban kita sebagai sebuah bangsa, yaitu respon pemerintah mengenai kudeta itu. Ada yg udah pernah mendengar atau membaca respon resmi pemerintah Indonesia tentang kudeta di Turki? Mohon infonya ya kalau ada yg udah dengar/baca. Karena ketiadaan respon pemerintah secara resmi menyikapi persoalan seserius kudeta menunjukkan bahwa negara kita tidak menyalahkan/melarang kudeta. Artinya, negara kita secara resmi adalah negara yg tidak beradab. Sekian opini pribadi saya.

Ditulis di Facebook: 18 Juli 2016

Dr. Zuelkiflimansyah Untuk NTB 1

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.




Dr. Zulkieflimansyah, M.Sc

Tiga tahun berintraksi dengan beliau, saya mengenal beliau sebagai sosok imajiner yg selalu berfikir terbuka, inklusif dan beyond mainstream. Gagasannya selalu out of the box, visinya jauh kedepan. Beliau adalah salah satu dari sedikit orang yg mampu berfikir melampaui zamannya.

Tindakan dan keputusan yg beliau ambil selalu strategis, taktis dan pragmatis untuk tujuan yg idealis. Beliau memang sosok politisi yg idealis sekaligus idealis yg politis. Kepribadiannya humble, easy going, mudah bergaul, sederhana dan senang bersahabat. Sifat itulah yang membuat beliau mnjadi sahabat dekat TGB Zainul Majdi, sang gubernur yg hafal Qur'an itu. Selama ini beliau juga banyak membantu TGB dibelakang layar utk mencapai prestasi2 sang gubernur. Jadi wajar kalau TGB kini mendukung beliau utk menjadi gubernur penggantinya.

Tidak bermaksud berlebihan, apalagi memberi dukungan buta. Tapi untuk sekedar menjadi Gubernur NTB, beliau ini lebih dari sekedar pantas. Tinggal sekarang, mampukah sosok beliau ini mendobrak tradisi status quo kesukuan yg sudah mengakar sangat dalam di masyarakat NTB. sangat sayang jika hanya karena beliau tidak bersuku SASAK, kita kehilangan kesempatan utk mendapatkan sosok gubernur ideal seperti beliau ini.

Oya, bukan berarti beliau manusia tanpa cela ya. Sebagai manusia, sperti TGB, saya dan anda semua, beliau punya banyak sekali kekurangan dan sisi cela. Tapi untuk jabatan gubernur, kekurangan dan sisi cela beliau itu tidak sebanding dengan kelebihan dan keistimewaan beliau.

Ini pendapat pribadi saya, anda boleh punya pendapat beda.

Indonesia di Usia 71

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.



71 tahun,
Seharusnya itu adalah usia yang damai,
Usia ketika nostalgia membuat kita senyum sumringah,
Usia mapan yg membawa ketenangan.

Tapi Tuhan mentakdirkan kita untuk gaduh di usia senja ini,
Tak ada kedamaian, karena kita saling menyalahkan,
Kita seolah jauh dari kemapanan, karena kita hanya peduli pada diri kita sendiri.
Mari bekerja untuk Indonesia yang lebih baik.

Dirgahayu Republik Indonesia
Selamat Hari Kemerdekaan ke-71.

Ditulis di Facebook: 7 Agustus 2016

Tentang Hutang dan Persahabatan.

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.

Foto: Foto liburan bersama para sahabat, sahabat yang ada di foto ini bukan yang ada dalam cerita ini ya. hehe

Sudah dua kali dengan dua orang sahabat yang berbeda, Hubungan persahabatan kami jadi hambar bahkan bisa dibilang putus hanya gara2 "Hutang".
Ceritanya begini,

Sekitar 2 tahun lalu Sahabat A meminjam uang di saya, katanya buat ngelunasin biaya S2-nya yg kalau tidak dilunasi saat itu, dia tidak bisa wisuda. Nominalnya ya lumayan buat saya, lebih besar dari gaji bulanan saya saat itu. Atas nama persahabatan, sy pinjamkan lah uang itu meski sy harus ngutang jg di org lain utk ngasi dia pinjaman. Pinjaman sy di org lain utk bantu si sahabat A itu sudah sy lunasi dgn cara dicicil.

Singkat cerita, sy menagih si sahabat A ini pada waktu yg telah dia janjikan, Agustus 2014, tiga bulan stelah sy kasi pinjaman. Dia bilang blum ada uang. Oke sy tunda. Lalu skitar dua bulan stelahnya sy tanyakan apa dia sudah punya uang utk bayar hutang, eh dia malah marah dan nganggap sy pelit. Demi hubungan persahabatn, sy ngalah. Tiga bulan stelah itu sy coba tagih lg, tapi tak pernah ada respon. SMS, WA, BBM, inbox FB, sudah sy coba semua utk mengingatkan hutangnya, Tp tak pernah dia gubris, just read... Ya sudahlah, setelah itu sy ga pernah tanya/tagih lagi. Dia pun menghilang hingga kini, tak pernah mau menyapa lagi. Persahabatn kami terhenti tanpa permisi.

Lalu sekitar 1,5 tahun lalu. Sahabat B meminjami sy uang. Katanya utk membayar hutang organisasi yg sama2 kami sayangi. Uang organisasi yg harusnya dipakai buat bayar utang itu belum cair dr pemda katanya. Dia menjanjikan sebulan setelah itu dia akan langsung bayar utang itu, karena uang pemda cair sebulan setelah itu. Tapi sampai dua-tiga bulan, sy tidak juga dpat kabar. Lalu sy tanya, katanya uang pemda yg udah cair sudah terlanjur terpakai utk hal lain. Oke sy bisa pahami. Dua bulan kemudian sy tanya lg, katanya dia tidak punya uang. Oke sy maklumi lg. Katanya mau menghubungi sy stelah ada uang. Tp hingga hari ini, dia menghilang. Dia seolah tak mengenal sy. Bahkan di group WA yg kami berdua ada disana, dia tak juga berkenan utk menyapa sy. Sesekali sy coba mention utk bercanda dan mencairkan suasana, tp tak juga dia mau menyapa sy. Ya sudahlah. Sahabat B ini minjam memang tidak sebanyak A, jauh lbih sdikit lah, tp juga lumayan. Dan gara2 hutang itu, ntah apa dia masih anggap sy sahabat atau tidak. Padahal, asal dia mau jujur, terbuka, dan tetap bersikap sbg sahabat, sy mungkin sudah ikhlaskan hutangnya itu. Tp karena dia seolah menghindari bayar hutang, sy tak sudi mengikhlaskannya.

Hutang oohhhh..... Hutang....

Kembalilah Sahabat.

Ditulis di Facebook: 9 Oktober 2016

PERJALANAN PALING KONYOL

Oleh: Muhammad Nurjihadi, M.Si.


Dari semua perjalanan yg pernah sy lakukan tidak ada yg lebih dramatis dari perjalanan sy dari sumbawa ke Jakarta hari ini.
Pertama, kemarin ketika beli tiket pesawat, sy menggunakan credit card dan memesan melalui aplikasi resmi Garuda Indonesia. Dalam proses pembayaran, aplikasi itu mengatakan pembayaran "gagal" karena credit card sy ga aktif. Padahal sy hakkul yaqin kartu itu aktif. Sy coba berkali-kali tetap saja gagal. Oleh karenanya sy memesan tiket maskapai lain juga pakai credit card yg sama dan ternyata berhasil. Tiket pun sudah ditangan. Tidak lama kemudian, sy dapat email dr Garuda Indonesia yang berisi e-ticket, ternyata transaksi yg tadi berhasil. Alamak, tiket sy jadi double. Tekor bandar. Sy sudah sampaikan keluhan dan minta refund dr Garuda, tp belum ada jawaban.

Kedua, ketika berangkat, sy tidak memegang uang cash satu rupiah pun. Uang yg bisa dipakai hanya ada di rek BRI yg ternyata tanpa sy sadari terblokir akibat kasus hilangnya banyak uang nasabah di Mataram. Saya lapar dan haus, tapi tak punya sedikitpun uang utk belanja. Saya perlu bayar gojek dan beli tiket KRL, tapi uang blum ada. Syukur alhamdulillah, tidak lama stelah sy mendarat di Halim, uang pinjaman dari kakak sy masuk. Jd ga perlu terlalu lama nunggu keajaiban di bandara.

Ketiga, sampai sy mendarat di Halim, sy belum punya tujuan pasti. Maksudnya sy belum dapat tmpat nge-kos. Maklum, sy akan tinggal di sekitar UI selama 3 bulan ke depan. Kemana sy minta gojek akan mengantar sy belum jelas. Sejak dua hari yg lalu sbenarnya sy udh minta tlg beberapa org teman utk carikan kos, tp blum ada yg dapat. Tp sy tetap tenang, alhamdulillah akhirnya dapat info ada kamar kosong dan siap dihuni mulai hari ini di sebuah kos2an di Margonda. Dan di kos inilah sy menulis status curhat yg absurd dan tanpa makna ini.

Sorry kawan2, hanya ingin membagi cerita saja. Abaikan kalau tak berkenan ya... :D

NB: Foto sama sekali tidak ada hubungannya dengan kisah diatas. Foto ini sbenarnya di Surabaya beberapa waktu lalu. Hehe

Ditulis di Facebook: 30 Oktober 2016