Wednesday 14 January 2015

BUDI GUNAWAN JADI TERSANGKA, BUBARKAN KPK !!

oleh: Muhammad Nurjihadi

Bubarkan KPK..!!

Itu ide gila Fahri Hamzah, politisi PKS yang kini jadi wakil ketua DPR RI. Bukan tanpa alasan, Fahri menganggap KPK sudah tidak lagi pada jalurnya dalam memberantas korupsi. Tapi apa yang didapat Fahri dengan ide itu? Ia dihujat, media kompak menyebutnya anti pemberantasan korupsi, ia bahkan disebut-sebut sebagai pelaku korupsi yang menjadi target KPK, nah sebagai langkah perlawanan, Fahri mengusulkan pembubaran KPK.

Masih ingat penetapan status tersangka kepada Lutfi Hasan Ishak yang kini sudah didakwa 18 tahun penjara ? saat itu para pembenci PKS kompak mengatakan bahwa KPK tidak mungkin sembarangan menetapkan orang sebagai tersangka. Pasti sudah ada alasan dan bukti yang cukup. KPK adalah satu-satunya lembaga yang masih layak dipercaya di negeri ini, begitu kira-kira pendapat kebanyakan orang Indonesia.

Lalu ingat juga penetapan Surya Darma Ali sebagai tersangka menjelang Pilpres 2014? Saat itu para pendukung Jokowi juga kompak mengatakan bahwa KPK tidak mungkin politis, KPK adalah lembaga yang bersih dan harus dipercaya. Apapun kata KPK adalah sabda yang tak boleh dibantah. Kalau ada yang menentang keputusan KPK, mereka disebut sebagai pembela koruptor. Ya begitulah, akhirnya banyak simpatisan Prabowo saat itu dianggap pembela koruptor karena berusaha untuk memberikan pendapat berbeda tentang Surya Darma Ali.

Lalu ingat ketika Presiden Jokowi melibatkan KPK dalam pemilihan menteri kabinet kerja? Para pendukung Jokowi membesar-besarkannya dan itu semakin menguatkan opini publik bahwa KPK adalah lembaga paling bersih dan paling pantas bersabda tentang pemberantasan korupsi di Indonesia.

Nah, sekarang lihatlah hari ini, Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka saat statusnya adalah Calon Kapolri tunggal yang ditunjuk Presiden Jokowi. Saya surprise sekali melihat para pendukung jokowi yang membuat argument tak biasa, “KPK dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan politik tertentu”, ada juga yang bilang “KPK abuse of power”, argumen lain, “KPK cari sensasi”, juga “KPK ingin popularitas” dan banyak lagi komentar negatif lainnya tentang KPK dari para pendukung Jokowi. Sebenarnya argumen-argumen itu sudah biasa saya dengar, sudah enek malah. Tapi yang aneh sekarang, yang ngomong begitu para pendukung jokowi yang dulu mengelu-elukan KPK karena menangkap politisi-politisi kontra jokowi. Ketika orang-orang pro jokowi yang ditangkap, argumennya berbalik 180 drajat.

Tunggu saja sebentar lagi, akan ada diantara mereka yang bilang, BUBARKAN KPK !!

Selamat pak Fahri Hamzah, sebentar lagi anda punya pengikut.

Tuesday 13 January 2015

IRONI MAYORITAS; TOLERANSI STANDAR GANDA

(ditulis bulan Agustus 2014)
Beginilah Kita di 69 Tahun Usia Kemerdekaan Kita.

di bogor, tepatnya di komplek Taman Yasmin, warga menolak pembangunan gereja karena dianggap memalsukan tnda tangan perestuan warga. akibatnya slama bertahun2, warga bogor diserang media dgn pernyataan intoleran, anti HAM, merampas kebebasan beribadah org lain, dan stigma2 negatif lainnya. bayangkan, masalah yg hanya di komplek yasmin itu mnjadi berita nasional yg terus dibesar2kan.

tapi di bali, masyarakat turun aksi ke jalan2 utama kota utk memprotes penggunaan jilbab di hypermart, menolak pngembangan bank syari'ah, menggagalkan pembangunan mushalla, melakukan kampanye negatif thd warung2 berlebel halal, dan kita saksikan, tak ada satupun media nasional mainstrem yg memberitakannya. yg ada, masyarakat bali justru dianggap memegang teguh kearifan lokalnya.

lalu lihatlah fenomena lain. ketika ada diantara ummat islam yg menyuarakan penolakan thd komunitas LGBT, media mainstrem ramai2 mengatakan bahwa tidak seharusnya kita mengatur urusan pribadi org lain. bahkan pemerintah didesak utk melegalkan LGBT karena alasan HAM. "negara tidak boleh mengatur kehidupan pribadi org, negara hanya harus mengatur kehidupan kebersamaan kita sbg bangsa", bgitu argumennya.

tapi coba lihat ketika ada ustad yg poligami, media dan org2 anti islam itu mengatakan "pemerintah harus membuat aturan yg melarang poligami karena poligami itu merendahkan kaum wanita". bukankah poligami juga merupakan urusan pribadi kawan??

ahh sudahlah, beginilah bangsaku. maafkan kami INDONESIA, kami telah gagal memaknai semangat bhineka tunggal ika.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA
Jayalah Bangsaku... !!!

INDONESIA HEBAT, REVOLUSI MENTAL DAN DEAKTIVASI AMYGDALA

ketika dulu B.J. Habibie hendak menjadikan anaknya seorang pejabat negara, orang2 mencurigainya dan menganggapnya sbg tindakan nepotisme, tidak profesional dan tidak berfikir tentang kemajuan bangsa.

pun ketika SBY mengangkat saudara iparnya mnjadi panglima TNI, orang2 mnyebutnya nepotisme dan jauh dr semangat mnjadikan indonesia hebat.
tapi ketika yg dijadikan mentri adalah puan maharani (putri mahkota dinasti mega), rini sumarno (aktor BLBI yg bhkn sudah dikasi tanda merah KPK), sbagian org mnyebutnya profesional dan kabinet kerja.

begitulah mereka mendefinisikan jargon ‪#‎IndonesiaHebat‬

ketika dulu anis matta poligami, orang2 bilang anis tdk bisa mnjadi tokoh teladan yg baik. saat anis membela diri dgn mngatakan itu masalah pribadi, org2 bilang bhwa sbg tokoh, kehidupan pribadi anis adalah juga kehidupan publiknya, karena dia akan mnjadi contoh serta teladan bagi masyarakat.

ketika prabowo pakai kuda mewah, orang2 bilang prabowo tidak peka thd pnderitaan masyarakat miskin. ia tdk bisa menjadi contoh yg baik bagi masyarakat.

tapi ketika susi pudjiastuti, si perempuan perokok bertato jd mentri, org bilang "yg pnting profesional, masalah rokok dan tato adalah masalah pribadi".

apakah mentri bukan tokoh panutan?? begitulah mereka mendefinisikan ‪#‎RevolusiMental‬

ini menunjukkan masyarakat kita sedang sakit jiwa. memberlakukan standar ganda. menganggap benar apapun kesalahan tokoh pujaan dan menganggap salah apapun yg dilakukan tokoh yg dibenci. dlm ilmu biologi, fenomena ini bs terjadi karena ada proses menon-aktifkan hormon amygdala, hormon yg membuat org bisa berfikir rasional dan objektif. ketika hormon amygdala tidak aktif, maka otak tdk lagi rasional dan objektif dlm menilai. spt seseorang yg sdang jatuh cinta pd lawan jenis. apapun yg dilakukan org yg dicinta, itu dianggap sesuatu yg bagus.

‪#‎DeaktivasiAmygdala‬

Menimbang Perlu / Tidaknya Menaikkan Harga BBM

supaya lebih fair, saya mencoba merangkum pendapat orang-orang yang pro kenaikan harga BBM dan yang anti terhadap kebijakan itu. semua argumen ini sebenarnya dibangun sejak lama, kapanpun dan siapapun pemerintah yang menaikkan harga BBM, pasti alasan-alasan ini yang jadi argumen "ilmiah"

A. yang PRO subsidi BBM dicabut / dikurangi (harga BBM naik)

1. subsidi BBM tidak tepat sasaran. orang kaya yang banyak menikmati subsidi itu. kebanyakan orang miskin yang harusnya dapat subsidi itu ga punya kendaraan untuk diisiin BBM, jadi mereka ga pernah menikmati subsidi itu.

2. mengalihkan subsidi BBM untuk membangun infrastruktur guna mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

3. subsidi BBM membuat energi alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti biodiesel, biofuel tidak dapat berkembang karena gagal saing di pasar (karena BBM bersubsidi lebih murah daripada biofuel)

4. subsidi BBM membuat masyarakat manja dan tidak produktif

5. harga BBM yang murah didalam negeri membuat banyaknya tindak kriminal penyelundupan BBM bersubsidi ke luar negeri

B. yang anti kenaikan BBM

1. kenaikan BBM menyengsarakan rakyat kecil, membuat mereka menjadi masyarakat yang semakin terpinggirkan

2. karena BBM menguasai hajat hidup orang banyak, sesuai pasal 33 UUD 45 maka seharusnya BBM digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. karena harga BBM berpengaruh langsung pada daya beli masyarakat, maka semestinya negara menjamin harga BBM itu tidak membuat kehidupan masyarakat semakin sulit.

3. kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi

C. Kesimpulan

jadi, orang yang pro kenaikan harga BBM itu lebih banyak menggunakan pertimbangan pragmatis seperti mendorong pertumbuhan produksi barang dan jasa (PDB), sedangkan yang kontra kenaikan harga BBM lebih banyak menggunakan pertimbangan pilosofis, moralis, politis, dan emosional.
sekarang mari kita renungkan:

1. baik yang pro maupun kontra kenaikan harga BBM, mereka sama-sama sepakat bahwa dalam jangka pendek, kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi dan menyusahkan rakyat. jadi sampai disini, orang yang pro kenaikan BBM itu seolah dengan sengaja "mengorbankan masyarakat miskin" demi mewujudkan ambisi untuk mendapatkan nilai PDB yang tinggi.

2. untuk mengantisipasi dampak jangka pendek itu, pemerintah memberikan kompensasi jangka pendek dalam bentuk BLT, KIS, dan sejenisnya. asumsinya, uang itu bisa dipakai masyarakat miskin untuk mengatasi dampak inflasi karena kenaikan harga BBM. faktanya, hasil studi menunjukkan bahwa kebanyakan uang kompensasi itu dipakai untuk keperluan mendesak yang sekali pakai langsung habis, seperti bayar hutang, bayar uang sekolah anak, dll. jadi uang itu tdk bisa membantu masyarakat untuk mengatasi dampak inflasi. akibatnya, mereka harus berhutang lagi utk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal (jadi tambah miskin).

3. pertumbuhan barang dan jasa (PDB) itu sebenarnya menguntungkan siapa sih?? golongan orang kaya atau golongan masyarakat miskin? saya tidak berani menjawab soal ini. banyak ekonom beda pendapat soal ini.

nah,, kalau pendapat saya pribadi.

1. kenaikan harga BBM itu memang tidak bisa dihindari. asalkan subsidi itu dialihkan untuk membangun DAERAH bukan PULAU JAWA. fokuskan pengalihan subsidi itu untuk pemerataan. supaya daerah non jawa segera mengejar ketertinggalannya. supaya daerah non jawa tidak lagi merasa dijajah oleh pulau jawa.

2. seharusnya kenaikan harga BBM itu dilakukan di tahun anggaran 2015. jangan paksa sekarang. karena UU APBNP 2014 masih berjalan dan dalam UU itu asumsi harga minyak dunia yang dipakai kan $105. jadi sepanjang tahun anggaran ini masih aman lah anggaran kita. silahkan rencanakan kenaikan untuk APBN tahun berikutnya. supaya pemerintah tidak terbiasa melanggar UU yang disepakati bersama DPR.

itu dulu lah...
sekian dan terimakasih.